Halal Bi Halal secara harfiah berarti kembali kepada kesucian. Suci dari kebencian, ketidakjujuran, kesombongan, dan segala hal yang negatif antara individu dengan individu yang lain. Halal Bi Halal bermakna kembalinya si manusia menjadi bayi yang baru dilahirkan dan dapat pula diibaratkan sebagai kertas putih yang belum terisi noktah - noktah.
Dan dalam realitasnya, perjalanan hidup manusia senantiasa tidak
bisa luput dari alpa dan dosa. Oleh karena itu, perlu upaya mengembalikan kembali (merekondisi) pada
kondisi sebagaimana asalnya. Itulah makna Idul Fitri sesungguhnya. Dosa yang paling
sering dilakukan manusia adalah kesalahan terhadap sesamanya, dengan tetangga sekitar, orang lain, saudara, anak - anak kita, dan bahkan dengan orang tua sekalipun. Manusia dapat memiliki sifat negatif, seperti : rasa permusuhan, iri, dengki, acuh tak acuh, pertikaian, dan saling
menyakiti. Idul Fitri merupakan momen penting untuk saling memaafkan dan mengasihi,
baik secara individu maupun kelompok.
Budaya saling memaafkan ini
lebih populer disebut halal-bihalal. Fenomena ini adalah fenomena yang
unik terjadi di Tanah Air, dan telah menjadi tradisi di negara-negara beragama mayoritas Islam, seperti Indonesia. Ini adalah refleksi ajaran Islam yang menekankan sikap
persaudaraan, persatuan, dan saling memberi kasih sayang serta cinta kasih.
Dalam
pengertian yang lebih luas, halal-bihalal adalah acara maaf-memaafkan
pada hari Lebaran. Keberadaan Lebaran adalah suatu pesta kemenangan umat
Islam yang selama bulan Ramadhan telah berhasil melawan berbagai jenis hawa nafsu. Dalam konteks sempit, pesta kemenangan Lebaran ini diperuntukkan
bagi umat Islam yang telah berpuasa, dan mereka yang dengan dilandasi
iman. (Why/Admin)