Budi daya ikan Lele, baik lele lokal maupun lele
dumbo, sudah lama dikenal dan digeluti masyarakat Indonesia. Dibandingkan
dengan budi daya ikan air tawar Iainnya, minat masyarakat untuk membudidayakan
ikan tidakbersisik ini memang lebih tinggi dan Iebih merata di berbagai daerah.
Lantas, mengapa masyarakat sangat berminat menginvestasikan uang mereka untuk
membudidayakan lele, terutama lele dumbo, dibandingkan dengan budi daya ikan
air tawar Iainnya? Untuk menjawab partanyaan di atas, kita bisa menelaah dari
sisi keuntungan yang dapat diperolah seseorang dengan membudidayakan lele.
Dengan kata lain, melihat prospek bisnis budi daya lele.
Bukan tanpa alasan seseorang memilih berinvestasi
dalam usaha budi daya> lele. Ternyata, ada sejumlah keuntungan dan keunggulan
yang ditawarkan, seperti pemaparan berikut ini.
Tahan
Banting
Lele termasuk ikan yang terkenal "tahan
banting” Untuk dapat bertahan hidup, lele tidak memerlukan kondisi atau
persyaratan air khusus seperti halnya ikan air tawar Iainnya (ikan bersisik).
Ikan air tawar Iain memerlukan oksigen terlarut dalam air yang cukup, sedangkan
lele tidak terlalu membutuhkannya. Lele bahkan bisa menghirup oksigen di udara
dengan cara menyembul ke permukaan air, karena lele memiliki alat pernapasan
tambahan yang disebut labirin atau arborescent. Hal yang tak mungkin dilakukan
ikan bersisik. Kemampuan Ikan lele seperti disebut di atas membuat ikan ini
dapat dibudidayakan hampir di setiap daerah dan di sembarang tempat. Di suatu
daerah yang minim air, bahkan di comberan pun, kasarannya, lele dapat
dibesarkan atau dibudidayakan. Syaratnya, jangan menebar benih berukuran kecil.
Gunakan ukuran 9-12 cm, atau bila perlu ukuran di atasnya. Meski demikian,
dalam budi daya lele tak berarti kondisi air bisa diabaikan atau diremehkan
begitu saja. Untuk memacu pertumbuhan, produktivitas, dan menjaga kesehatan
lele, tentu saja ketersediaan dan pemeliharaan air menjadi hal penting yang
harus dilakukan.
Masa
Pemeliharaan Lebih Singkat
Masa pemeliharaan lele Iebih singkat dibandingkan
dengan masa pemeliharaan ikan air tawar Iainnya, baik pembenihan maupun
pembesaran. Sebagai contoh, budi daya pembesaran lele yang dilakukan secara
intensif hanya membutuhkan waktu sekitar 2 - 3 bulan untuk mencapai ukuran
konsumsi, tergantung padat penebarannya. Kondisi tersebut berbeda dengan ikan
air tawar Iainnya yang memerlukan waktu pemeliharaan relatif lebih lama. Ikan
nila misalnya, memerlukan waktu sekitar 5 - 6 bulan untuk mencapai ukuran
konsumsi. Sementara itu, gurami membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk
panen ukuran konsumsi.
Pilih
Penebaran Rendah atau Padat?
Dalam budidaya pembesaran lele secara intesif
dikatakan penebaran rendah, jika populasinya antara 150 – 200 ekor/m3. Untuk
mencapai ukuran konsumsi, biasanya dibutukan waktu sekitar dua bulan. Artinya,
dalam satu tahun bisa dipanen sebanyak enam kali. Sebaliknya disebut penebaran
padat apabila, apabila populasi lele antara 200-350 ekor/m3. Untuk mencapai
ukuran konsumsi, dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Artinya dalam satu tahun
bisa memanen lele sekitar empat kali. Lalu, lebih baik mana penebaran rendah
atau padat? Menurut pengalaman beberapa petani, penebaran padat lebih
menguntungkan. Walaupun memerlukan masa pemeliharaan yang sedikit lebih lama
& frekuensi panen per tahun tak sesering penebaran rendah, tetapi
produktivitasnya lebih tinggi, jika dibandingkan dengan dengan penebaran rendah
Teknik
Pemeliharaan Cukup Sederhana
Dibandingkan dengan budi daya ikan bersisik, teknik
yang digunakan pada pemeliharaan lele cukup sederhana. Peralatan dan bahan yang
dipakai pun terbilang mudah ditemukan di sekitar kita. Namun, ada satu hal
terpenting diperhatikan, yakni aspek ketelatenan. Dalam hal pergantian air pun
tak harus sesering seperti membudidayakan ikan bersisik. Pada tahap pembesaran,
malah selama 10 hari pertama sejak penebaran, dianjurkan untuk tidak mengganti
air sama sekali. Dalam pembesaran lele tidak memeriukan sistem air deras
seperti yang dilakukan pada pembesaran ikan mas.
Siklus
Keuangan Cepat
Masa pembenihan dan pembesaran lele yang relatif
singkat membuat perputaran keuangan sangat cepat. Karena itu, tidak perlu
menunggu terlalu lama untuk menikmati keuntungan secara finansial dari hasil
pemeliharaan lele. Apabila mempunyai kolam cukup banyak dengan perputaran uang
yang begitu cepat dapat dimanfaatkan untuk membiayai operasional kolam Iainnya,
seperti membeli bibit dan membeli pakan. Selain itu, pembudidaya bisa mengatur
waktu panen agar dapat berlangsung setiap minggu atau bulan. Caranya, penebaran
bibit di beberapa kolam dilakukan secara bergilir dengan interval waktu yang
diatur menurut rencana panen atau target pasar.
Benih Ikan
Lele Relatif Lebih Murah dan Gampang Diperoleh
Pada pembesaran Iele, salah satu keuntungan Iainnya
adalah harga benihnya yang tidak terlalu mahal. Sebagan contoh, kisaran harga
benih Iele ukuran 5-7 cm saat ini sekitar Rp 175 per ekor. Besaran tersebut
merupakan harga rata-rata di beberapa daerah di Indonesia. Ukuran benih yang
sama untuk ikan nila, ikan mas & gurami, harganya bisa dua atau tiga kali
lipat dari harga benih lele tersebut. Selain murah, benih lele relatif mudah
didapat, karena hampir di setiap daerah terdapat petani unit pembenihan lele. Namun
demikian, harga benih lele di beberapa daerah bisa lebih murah dari harga
rata-rata. Petani di Kampung Lele bisa memperoleh bibit dengan harga jauh lebih
murah.
Di daerah Kalimantan yang terjadi malah sebaliknya.
Harga benih lele di daerah tersebut sangat mahal, mencapai. Lebih mahal lagi di
daerah Papua. Namun, di daerah tersebut harga jual lele ukuran konsumsi
menyesuaikan dengan harga benih. Artinya, harga lele ukuran konsumsi juga
tergolong mahal. Dengan demikian, tidak akan mengganggu tingkat perolehan laba
petani.
Relatif
Tahan Terhadap Penyakit
Walaupun merupakan ikan tanpa sisik, lele
dipersenjatai dengan lendir yang melapisi kulitnya. Lendir ini berguna untuk
melindungi kulit atau tubuh lele, termasuk menangkal serangan penyakit. Karena
itu, hindari perlakuan terhadap lele yang dapat mereduksi atau mengikis lendir
di kulit lele. Jika dalam pemeliharaan lele diterapkan prinsip "mencegah
lebih baik daripada mengobati" akan menghindarkan lele dari serangan
berbagai penyakit.
Permintaan
Pasar Stabil
Permintaan lele, baik benih maupun konsumsi sangat
stabil, bahkan terus meningkat. lmplikasinya, usaha budi daya lele seperti
tidak ada matinya. Permintaan lele untuk konsumsi, terutama diserap oleh segmen
warung tenda atau populer dengan warung pecel lele. Selain itu, supermarket,
restoran, dan rumah makan juga membutuhkan pasokan lele konsumsi yang cukup
tinggi dan kontinu. Restoran dan hotel membutuhkan lele ukuran konsumsi, baik
lele hidup atau lele segar (dalam keadaan mati). Supermarket memasok lele
ukuran konsumsi. Umumnya, lele segar dengan ukuran 6—1 O ekor/kg. Selain itu,
supermarket meminta Fillet lele dengan ukuran minimum 500 gram.