<> SELAMAT DATANG DI KAMPOENG "MINAPOLITAN" GONDOSULI <> Contact Email : kampoenglele@gmail.com <>

Kamis, 27 Februari 2014

Untungnya Pembudidayaan Lele

Usaha budidaya lele ini sangat menguntungkan. Ikan yang dipelihara lebih cepat besar dibandingkan ikan air tawar lainnya. Hanya dalam waktu tiga bulan, ikan lele sudah dapat dipasarkan. Pasarnya tidak pernah sepi dan harganyapun stabil berkisar 8 ribu hingga 10 ribu rupiah per kilogram. Ikan lele yang paling banyak diminati adalah yang berukuran 8 ekor untuk satu kilogram.
Dalam beternak lele, media bukanlah suatu hal yang utama, baik itu kolam tembok ataupun tanah, tapi yang diutamakan dalam beternak lele adalah kualitas benih, air dan pakan.
Untuk benih sebaiknya dibeli dari pembenih lele langsung supaya kita tahu kualitas daripada benih tersebut, dan air bisa berasal dari air sungai yang dijamin tidak tercemar, sumur, atau PAM yang sudah diendapkan.

Berikutnya pakan, yang utama sebaiknya menggunakan pakan pabrik ( pellet ) dgn kandungan protein lebih dari 32% dan dapat diberi pakan tambahan berupa limbah peternakan ayam seperti bangkai ayam, usus, telur yang gagal tetas dengan terlebih dahulu dibakar atau direbus.
Jika kita ingin memulai budidaya berikut gambarannya, tebar bibit 10.000 ekor ukuran 10-12 cm harga di pasaran Rp.250-300/ekor setidaknya diperlukan lahan 100 m2, atau dengan ukuran 2-3 cm dengan kapadatan 100-150 ekor/m2.
Jumlah pakan pelet sekitar 1 ton dan diperkirakan kita dapat memanen 900 kg, dengan masa pemeliharaan 60-80 hari. Sebaiknya pada saat 30-40 hari setelah tebar benih dilakukan penyortiran, karena mulai banyak bibit yang bertubuh bongsor yang sering meng-kanibal ikan yang lebih kecil.
Apabila menggunakan media kolam dari terpal atau beton, kita bisa menggunakan teknologi probiotik dan pemupukan untuk air pada kolam, Jadikan warna air menjadi hijau daun untuk menyuplai oksigen. Dengan teknologi tersebut pada umur 90 hari akan di dapat 140 gr/ekor ( 7ekor/Kg), tetapi diperlukan kepiawaian dalam manajemen pengelolaan kualitas air.
Kolam sebaiknya diberi pupuk kandang, urea, tsp dan didiamkan minimal 1 minggu agar terbentuk pakan alami berupa plankton, kolam harus dalam kondisi air tidak jalan karena lele rentan terhadap perubahan air yang terus menerus dan lele akan selalu meloncat kearah sumber air mengalir.
 

Budidaya Ikan Lele Dumbo Dengan Kolam Terpal

Model Budi Daya Lele Dumbo
Peluang usaha Budi daya lele dumbo dengan kolam terpal dapat dilakukan dalam beberapa bentuk antara lain, tujuan pembibitan dan tujuan konsumsi. Budi daya Ikan Lele Dumbo sebagai bibit merupakan upaya memenuhi kebutuhan bibit yang terus meningkat seiring dengan permintaan Ikan Lele Dumbo Konsumsi. Budi Daya Ikan Lele Dumbo Konsumsi merupakan upaya memelihara Ikan Lele Dumbo sampai ukuran dan bobot tertentu. Biasanya dari berat 1 ons per ekor ikan lele dumbo sampai 1 kg per ekor. Ukuran Lele Dumbo 1 Kg /ekor  ke atas biasanya digunakan pada kolam pemancingan yang berisi Lele dumbo.

Kolam Terpal model Desa Gondosuli, Gondang, Tulungagung

Persiapan Pembuatan Kolam Terpal
Persiapan untuk budi daya lele dumbo dengan kolam terpal meliputi persiapan lahan kolam , persiapan material terpal ,dan persiapan perangkat pendukung. Lahan yang perlu disediakan disesuaikan dengan keadaan dan jumlah lele yang akan dipelihara.

Untuk Pembesaran sampai tingkat konsumsi bisa digunakan lahan dengan ukuran 2 x 1x 0.6 meter, yang bisa diisi dengan 100 ekor lele dumbo ukuran 5-7 cm. Model pembuatan kolam bisa dengan menggali tanah kemudian diberi terpal atau dengan membuat rangka dari kayu yang kemudian diberi terpal. 

Cara pertama lebih membuat terpal tahan lebih lama

Pemeliharaan Lele Dumbo
Pertama kali kolam terpal diisi dengan air yang tidak terlalu dalam terlebh dahulu, untuk lele dumbo ukuran 5-7 cm bisa diisi air 40 cm terlebih dahulu, agar ikan tidak terlalu capek naik dan turun dasar kolam untuk mengambil oksigen, seiring dengan bertambahnya usia dan ukuran kedalaman air ditambah. Perlu disediakan pula rumpon atau semacam perlindungan untuk lele. Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah yang tertutup. 
Pemberian pakan dilakukan dengan pemberian pelet sehari dua kali, lebih bagus lagi lebih dari dua kali tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit. Jika di lingkungan tersedia pakan alami seperti Bekicot, kerang, keong emas, rayap dan lain-lain, bisa diberikan makanan alami tersebut.
Makanan alami selain bisa menghemat pengeluaran juga memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga pertumbuhan lele dumbo lebih cepat. Selain itu ada beberapa teknologi yang bisa dipakai untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele dan ikan lainnya. 
Meski Lele dumbo tahan terhadap kondisi air yang buruk ada baiknya perlu diganti air sekitar 10-30% setiap minggu, agar kolam tidak terlalu kotor dan berbau. Penyakit pada ikan lele mudah menyerang pada air yang kotor. Pada usia satu bulan atau jika diperlukan perlu dilakukan seleksi dan pemisahan lele yang memiliki ukuran yang berbeda.
Biasanya lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan. Selain itu pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar tidak menular.

Kelebihan Budidaya Ikan Lele

Budi daya ikan Lele, baik lele lokal maupun lele dumbo, sudah lama dikenal dan digeluti masyarakat Indonesia. Dibandingkan dengan budi daya ikan air tawar Iainnya, minat masyarakat untuk membudidayakan ikan tidakbersisik ini memang lebih tinggi dan Iebih merata di berbagai daerah. Lantas, mengapa masyarakat sangat berminat menginvestasikan uang mereka untuk membudidayakan lele, terutama lele dumbo, dibandingkan dengan budi daya ikan air tawar Iainnya? Untuk menjawab partanyaan di atas, kita bisa menelaah dari sisi keuntungan yang dapat diperolah seseorang dengan membudidayakan lele. Dengan kata lain, melihat prospek bisnis budi daya lele.
Bukan tanpa alasan seseorang memilih berinvestasi dalam usaha budi daya> lele. Ternyata, ada sejumlah keuntungan dan keunggulan yang ditawarkan, seperti pemaparan berikut ini.

Tahan Banting
Lele termasuk ikan yang terkenal "tahan banting” Untuk dapat bertahan hidup, lele tidak memerlukan kondisi atau persyaratan air khusus seperti halnya ikan air tawar Iainnya (ikan bersisik). Ikan air tawar Iain memerlukan oksigen terlarut dalam air yang cukup, sedangkan lele tidak terlalu membutuhkannya. Lele bahkan bisa menghirup oksigen di udara dengan cara menyembul ke permukaan air, karena lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut labirin atau arborescent. Hal yang tak mungkin dilakukan ikan bersisik. Kemampuan Ikan lele seperti disebut di atas membuat ikan ini dapat dibudidayakan hampir di setiap daerah dan di sembarang tempat. Di suatu daerah yang minim air, bahkan di comberan pun, kasarannya, lele dapat dibesarkan atau dibudidayakan. Syaratnya, jangan menebar benih berukuran kecil. Gunakan ukuran 9-12 cm, atau bila perlu ukuran di atasnya. Meski demikian, dalam budi daya lele tak berarti kondisi air bisa diabaikan atau diremehkan begitu saja. Untuk memacu pertumbuhan, produktivitas, dan menjaga kesehatan lele, tentu saja ketersediaan dan pemeliharaan air menjadi hal penting yang harus dilakukan.

Masa Pemeliharaan Lebih Singkat
Masa pemeliharaan lele Iebih singkat dibandingkan dengan masa pemeliharaan ikan air tawar Iainnya, baik pembenihan maupun pembesaran. Sebagai contoh, budi daya pembesaran lele yang dilakukan secara intensif hanya membutuhkan waktu sekitar 2 - 3 bulan untuk mencapai ukuran konsumsi, tergantung padat penebarannya. Kondisi tersebut berbeda dengan ikan air tawar Iainnya yang memerlukan waktu pemeliharaan relatif lebih lama. Ikan nila misalnya, memerlukan waktu sekitar 5 - 6 bulan untuk mencapai ukuran konsumsi. Sementara itu, gurami membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk panen ukuran konsumsi.

Pilih Penebaran Rendah atau Padat?
Dalam budidaya pembesaran lele secara intesif dikatakan penebaran rendah, jika populasinya antara 150 – 200 ekor/m3. Untuk mencapai ukuran konsumsi, biasanya dibutukan waktu sekitar dua bulan. Artinya, dalam satu tahun bisa dipanen sebanyak enam kali. Sebaliknya disebut penebaran padat apabila, apabila populasi lele antara 200-350 ekor/m3. Untuk mencapai ukuran konsumsi, dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Artinya dalam satu tahun bisa memanen lele sekitar empat kali. Lalu, lebih baik mana penebaran rendah atau padat? Menurut pengalaman beberapa petani, penebaran padat lebih menguntungkan. Walaupun memerlukan masa pemeliharaan yang sedikit lebih lama & frekuensi panen per tahun tak sesering penebaran rendah, tetapi produktivitasnya lebih tinggi, jika dibandingkan dengan dengan penebaran rendah

Teknik Pemeliharaan Cukup Sederhana
Dibandingkan dengan budi daya ikan bersisik, teknik yang digunakan pada pemeliharaan lele cukup sederhana. Peralatan dan bahan yang dipakai pun terbilang mudah ditemukan di sekitar kita. Namun, ada satu hal terpenting diperhatikan, yakni aspek ketelatenan. Dalam hal pergantian air pun tak harus sesering seperti membudidayakan ikan bersisik. Pada tahap pembesaran, malah selama 10 hari pertama sejak penebaran, dianjurkan untuk tidak mengganti air sama sekali. Dalam pembesaran lele tidak memeriukan sistem air deras seperti yang dilakukan pada pembesaran ikan mas.

Siklus Keuangan Cepat
Masa pembenihan dan pembesaran lele yang relatif singkat membuat perputaran keuangan sangat cepat. Karena itu, tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menikmati keuntungan secara finansial dari hasil pemeliharaan lele. Apabila mempunyai kolam cukup banyak dengan perputaran uang yang begitu cepat dapat dimanfaatkan untuk membiayai operasional kolam Iainnya, seperti membeli bibit dan membeli pakan. Selain itu, pembudidaya bisa mengatur waktu panen agar dapat berlangsung setiap minggu atau bulan. Caranya, penebaran bibit di beberapa kolam dilakukan secara bergilir dengan interval waktu yang diatur menurut rencana panen atau target pasar.

Benih Ikan Lele Relatif Lebih Murah dan Gampang Diperoleh
Pada pembesaran Iele, salah satu keuntungan Iainnya adalah harga benihnya yang tidak terlalu mahal. Sebagan contoh, kisaran harga benih Iele ukuran 5-7 cm saat ini sekitar Rp 175 per ekor. Besaran tersebut merupakan harga rata-rata di beberapa daerah di Indonesia. Ukuran benih yang sama untuk ikan nila, ikan mas & gurami, harganya bisa dua atau tiga kali lipat dari harga benih lele tersebut. Selain murah, benih lele relatif mudah didapat, karena hampir di setiap daerah terdapat petani unit pembenihan lele. Namun demikian, harga benih lele di beberapa daerah bisa lebih murah dari harga rata-rata. Petani di Kampung Lele bisa memperoleh bibit dengan harga jauh lebih murah.
Di daerah Kalimantan yang terjadi malah sebaliknya. Harga benih lele di daerah tersebut sangat mahal, mencapai. Lebih mahal lagi di daerah Papua. Namun, di daerah tersebut harga jual lele ukuran konsumsi menyesuaikan dengan harga benih. Artinya, harga lele ukuran konsumsi juga tergolong mahal. Dengan demikian, tidak akan mengganggu tingkat perolehan laba petani.

Relatif Tahan Terhadap Penyakit
Walaupun merupakan ikan tanpa sisik, lele dipersenjatai dengan lendir yang melapisi kulitnya. Lendir ini berguna untuk melindungi kulit atau tubuh lele, termasuk menangkal serangan penyakit. Karena itu, hindari perlakuan terhadap lele yang dapat mereduksi atau mengikis lendir di kulit lele. Jika dalam pemeliharaan lele diterapkan prinsip "mencegah lebih baik daripada mengobati" akan menghindarkan lele dari serangan berbagai penyakit.

Permintaan Pasar Stabil
Permintaan lele, baik benih maupun konsumsi sangat stabil, bahkan terus meningkat. lmplikasinya, usaha budi daya lele seperti tidak ada matinya. Permintaan lele untuk konsumsi, terutama diserap oleh segmen warung tenda atau populer dengan warung pecel lele. Selain itu, supermarket, restoran, dan rumah makan juga membutuhkan pasokan lele konsumsi yang cukup tinggi dan kontinu. Restoran dan hotel membutuhkan lele ukuran konsumsi, baik lele hidup atau lele segar (dalam keadaan mati). Supermarket memasok lele ukuran konsumsi. Umumnya, lele segar dengan ukuran 6—1 O ekor/kg. Selain itu, supermarket meminta Fillet lele dengan ukuran minimum 500 gram.

Minggu, 16 Februari 2014

P2MKP “MEKAR SARI” SELENGGARAKAN PELATIHAN PEMBESARAN IKAN

Pengembangan usaha Budidaya Air Tawar sebagai usaha alternatif di sektor pertanian cukup memberikan prospek pasar yang baik hal ini ditandai semakin meningkatnya kebutuhan perbaikan kualitas hidup dan dari tahun ke tahun, semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk yang berimplikasi terhadap bertambahnya permintaan akan ikan air tawar baik di dalam maupun diluar Kabupaten. Untuk mengembangkan usaha dimaksud, potensi yang dimiliki masih sangat terbatas dan menemui kendala dalam hal akses dengan lembaga-lembaga Pemerintah dikarenakan lemahnya sumber daya kelompok, untuk itu kita harus berupaya untuk memdapatkan fasilitas guna membuka peluang usaha kelompok masyarakat dalam kegiatan perikanan berupa budidaya ikan air tawar.
            “Mekar Sari” sebagai salah satu Kelompok Petani Pembudidaya Ikan Air Tawar - Desa Gondosuli, Kec. Gondang, Kabupaten Tulungagung terus berkomitmen untuk selalu menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman lewat Pelatihan - pelatihan yang berkaitan dengan pengelolaan budidaya air tawar. Menindaklanjuti hal tersebut, Mekar Sari bekerja sama dengan Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Banyuwangi menyelenggarakan “Pelatihan Pembesaran Ikan Lele” selama 4 (empat) hari, mulai tanggal 12 s/d 15 Pebruari 2014.
Kegiatan tersebut dilaksanakan sebanyak 20 orang peserta dibagi menjadi 2 angkatan. Peserta pelatihan berasal dari Desa Gondosuli dan beberapa desa dari sekitar, bahkan ada yang berasal dari luar kecamatan. Narasumber pelatihan berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung (Bpk. Sumani, SP) dan Bpk. Parsam sebagai Ketua P2MKP “Mekar Sari”.
Berbeda dengan tahun-tahun yang lalu, materi pelatihan Tahun 2014 terdiri dari 8 (delapan) materi, yaitu : 1). Persiapan Lahan, 2). Pengelolaan Benih, 3). Pengelolaan Kualitas Air, 4). Pengelolaan Pakan, 5). Pengendalian Hama dan Penyakit, 6). Panen, 7). Analisis Usaha, dan 8). Pemasaran, dengan total jam pelajaran 32 jam pelajaran. Disamping itu selama kegiatan pelatihan berlangsung berkomposisi 30% teori dan 70% praktek di lapangan.
Hingga hari terakhir, Pelatihan Pembesaran Ikan Lele di Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) “Mekar Sari” berjalan dengan lancar. Dari kegiatan tersebut pengelola berharap ada pelatihan-pelatihan sejenis di tahun mendatang agar ada semacam peningkatan pengetahuan dan wawasan masyarakat berkaitan dengan pengelolaan budidaya perikanan air tawar. Tidak lupa, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Banyuwangi yang dalam hal ini diwakili oleh Sdr. Akhmad Santoso, SP (sebagai Supervisor) yang telah mempercayai P2MKP “Mekar Sari” sebagi rekanan dengan wujud kerja sama penyelenggaraan pelatihan Pembesaran Ikan Lele. (why-admin)

Minggu, 09 Februari 2014

PROFIL KELOMPOK BUDIDAYA IKAN "MEKAR SARI" DESA GONDOSULI

BAB I
PENDAHULUAN


1.    Latar Belakang       
Pilar pembangunan bidang kelautan dan perikanan seperti tertuang dalam kebijakan Kementerian Kelautan Perikanan yaitu pembangunan kelautan dan perikanan nasional yang berwawasan pada Blue Economy yaitu setiap kegiatan kelautan dan perikanan yang berorientasi pada kegiatan yang tidak menghasilkan limbah, sehingga tercipta kegiatan usaha perikanan dan kelautan yang lestari dan berkelanjutan, pilar selanjutnya yaitu pembangunan berbasis pada program industrialisasi kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan bernilai tambah, dan pembangunan kelautan dan perikanan melalui program minapolitan, yaitu pembangunan perikanan yang berorientasi pada sebuah kawasan atau wilayah dengan bidang perikanan sebagai penggerak utama perekonomian di wilayah tersebut.
Kabupaten Tulungagung, khususnya Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung yang secara geografis sangat potensial untuk dijadikan labsite (laboratorium lapang) bagi pengembangan potensi perikanan. Dengan topografi wilayah yang berada pada daerah aliran sungai, maka Desa Gondosuli telah mulai menggali potensi sumberdaya di kawasan tersebut dengan mengembangkan potensi sumberdaya perikanan air tawar khususnya budidaya ikan lele. Hal tersebut lebih dikuatkan lagi dengan ditetapkannya pengembangan kawasan minapolitan dengan Surat Keputusan Bupati Nomor : 188.45/208/031/2011 tanggal 6 Juni 2011 tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Kawasan Minapolitan.
Dalam rangka menginisiasi pengembangan kawasan minapolitan dimaksud perlu adanya sebuah wadah kelompok masyarakat untuk memfasilitasi semua ruang gerak pengembangan perikanan mulai dari proses pengelolaan perikanan, pemasaran sampai dengan pengembangan kearah penguatan perekonomian. Berawal dari hal tersebut sejak 1 Juni 2007 diprakarsai pembentukan Kelompok Pembudidaya Ikan “Mekar Sari”, dengan harapan agar mampu mengembangkan usaha serta dapat menjadikan usaha tersebut berkelanjutan dari masa ke masa, seperti halnya makna dari Mekar sari itu sendiri.
Mekar Sari mulai berkembang bukan hanya sebagai kelompok masyarakat yang terikat dalam satu visi dan misi pengelolaan perikanan saja, tetapi kini tubuh Mekar Sari mengepakkan sayap berkembang kearah peningkatan kesejahtaeraan angggota melalui wadah koperasi sebagai media simpan pinjam bagi anggotanya. Adapun modal usaha yang didapat Mekar Sari selain berasal dari iuran wajib anggota, juga berasal dari bantuan perbankan.
Sampai saat ini (per Desember 2013) P2MKP “Mekar Sari” memiliki anggota aktif sebanyak 24 anggota. Anggotanya rutin melakukan arisan bersama setiap tanggal 1 tiap bulannya, disamping itu juga sharing membahas perkembangan serta permasalahan usaha. Dengan adanya P2MKP “Mekar Sari” sebagai kelompok usaha masyarakat, diharapakan mampu mengarahkan kepada meningkatnya perekonomian, terbukanya kesempatan kerja serta mendorong terwujudnya “Ayem Tentrem Mulyo Lan Tinoto” diberbagai sendi tatanan kehidupan masyarakat.

2.    Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Visi :
Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) “Mekar Sari” memiliki Visi sebagai berikut :

TERWUJUDNYA MASYARAKAT MANDIRI DAN SEJAHTERA MELALUI SEKTOR BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
 

Visi ini memiliki makna : pembangunan perikanan pedesaan yang diarahkan pada Sumberdaya yang tangguh, berkarakter, berwawasan serta memiliki cara pandang jauh ke depan kemana Mekar Sari harus dibawa ag  ar dapat eksis, antisipatif dan inovatif.
Visi adalah suatu gambaran yang memperlihatkan tentang keadaaan masa depan yang diinginkan oleh P2MKP Mekar Sari yang didalamnya mencerminkan apa yang ingin dicapai dan kemana suatu organisasi diarahkan sehingga dengan visi yang tepat, P2MKP Mekar Sari akan menjadi “panular” dan “panuntun” idealisme pembaharuan dalam ruang lingkup minapolitan sebagai dasar penujang ekonomi kerakyatan. Selain itu diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang memiliki kemampuan, potensi dan siap untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negara.

Misi : 
Berdasarkan Visi di atas dapat dijabarkan pemberdayaan kelompok melalui :
è  Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dalam rangka memaksimalkan pengelolaan Sumber Daya Alam dalam pemenuhan hajat hidup;
è  Pengembangan organisasi dan manajemen bagi kesejahteraan anggota serta timbal baliknya terhadap masyarakat; dan
è  Melakukan kemitraan usaha dengan Pemerintah dan Swasta sebagai pilar penyangga kokohnya sebuah organisasi.

Tujuan :
Dari pemaparan Visi dan Misi dapat ditarik Tujuan sebagai berikut :
è  Meningkanya partisipasi masyarakat dalam menumbuh-kembangkan aneka usaha ekonomi, terutama usaha perikanan di dalamnya;
è  Meningkatnya produktifitas daya saing dan pangsa pasar dalam berbagai sektor dan kegiatan usaha;
è Meningkatnya akses permodalan organisasi ke arah profesionalitas;
è  Meningkatnya citra organisasi sebagai sahabat sekaligus basis ekonomi kerakyatan.

Sasaran :
Adapun sasaran yang hendak dicapai oleh P2MKP Mekar Sari adalah sebagai berikut :
è   Disusun langkah - langkah pengembangan Sumber Daya Manusia maupun Sumber Daya Alam / potensi yang ada sebagai Labsite / wadah untuk sarana observasi dan penelitian;
è Adanya masukan positif dalam rangka pengelolaan yang bersifat administratif maupun teknis;
è Tercapainya Visi Misi Kelompok guna menciptakan peluang usaha, mengurangi pengangguran - kemiskinan dan ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dalam hal peningkatan gizi masyarakat melalui pemenuhan protein dari Ikan Air Tawar.



BAB II
KELEMBAGAAN DAN ASET


A.  Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) “Mekar Sari” dapat diilustrasikan pada bagan dibawah ini :



  
 Keterangan Bagan :

1.   Ketua, mempunyai tugas :
*    Memimpin, melakukan koordinasi, pengawasan dan pengendalian teknis dalam penyelenggaraan organisasi.

2.   Sekretaris, mempunyai tugas :
*        Menyiapkan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan kegiatan;
*        Memberikan pelayanan administratif pada semua unsur yang ada;
*        Menyusun laporan pertanggungjawaban tahunan dan dokumen lainnya.

3.   Bendahara, mempunyai tugas :
*        Melakukan tata usaha, administrasi keuangan dan perlengkapan;
*  Melakukan penyusunan analisa kebutuhan pengadaan dan melakukan administrasi barang;

4.   Seksi - Seksi :
a.   Seksi Pemasaran, mempunyai tugas :
*        Melakukan pemetaan pasar dan prediksi hasil pemasaran;
*        Membuka peluang pasar dan analisa pasar;
*        Koordinator pemasaran produk perikanan seluruh anggota.

b.   Seksi Hama Penyakit, mempunyai tugas :
*        Melakukan analisa tentang penyakit ikan dan cara penanganan;
*   Membuat laporan secara berkala tentang kondisi ikan (sakit / mati) sebagai dasar tindakan preventif;

c.   Seksi Saprokan (Sarana Produksi Perikanan), mempunyai tugas :
*   Menyediakan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam pengelolaan perikanan (Pakan, obat, terpal, dll);
*        Membuat analisis kebutuhan pengelolaan perikanan.

d.   Humas, mempunyai tugas :
*        Menginformasikan segala sesuatu terkait perkembangan organisasi  terhadap anggota dan masyarakat luas;
*        Menyusun jadwal sosialisasi, rapat dan pertemuan - pertemuan rutin.


B.  Anggota Aktif
Per 31 Desember 2013 tercatat sebanyak 24 orang yang menjadi anggota aktif P2MKP “Mekar Sari”, antara lain :


DAFTAR ANGGOTA DAN AREA KOLAM
PUSAT PELATIHAN MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN (P2MKP)
 “MEKAR SARI”
Desa Gondosuli - Kec. Gondang - Kab. Tulungagung

No.
Nama
Luas Area (m3)
Kolam
Benih
1.
Parsam
440
88
704.000
2.
M. Darul Huda
70
14
112.000
3.
Marsudianto
30
6
48.000
4.
Muhtarji
40
8
64.000
5.
Sudar
30
6
48.000
6.
Dodi Riza Afandi
60
12
96.000
7.
Suyitno
50
10
80.000
8.
Agus Sugiarto
40
8
64.000
9.
Arif
60
12
96.000
10.
Djaman
20
4
32.000
11.
Edi Purnomo
60
12
96.000
12.
Iswandi
15
3
24.000
13.
Marsam
30
6
48.000
14.
Reza Sugihartono
15
3
24.000
15.
Muslikan
20
4
32.000
16.
Ahmad Efendi
50
10
80.000
17.
Rendi
30
6
48.000
18.
Samiran
30
6
48.000
19.
Sutarji
80
16
128.000
20.
Sutrisno
30
6
48.000
21.
Sumber
50
10
80.000
22.
Suwanto
100
20
160.000
23.
Suwarli
70
14
112.000
24.
Gilang
15
3
24.000


C.  Aset
1.     Aset Keuangan :
Melalui dana perguliran simpan pinjam P2MKP “Mekar Sari” memiliki aset keuangan sebesar Rp. 6.450.000,00 (Data 31 Desember 2013).

2.     Aset Sarana Prasarana :
P2MKP “Mekar Sari” telah memiliki sarana berkumpul masyarakat yang diberi nama “Rumah Minapolitan”. Rumah tersebut milik Bapak Parsam (Ketua Pokdakan Mekar Sari) yang direnovasi dijadikan Basecamp yang berfungsi sebagai :
1.     Meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas perikanan;
2.  Meningkatkan pendapatan petani, pembudidaya ikan dan pengolah ikan yang adil dan merata;
3.    Sebagai media belajar masyarakat dalam rangka meningkatkan kadar keilmuan dan pengetahuan dalam hal Agribisnis Perikanan;
4.     Sebagai sarana penyedia jasa simpan pinjam bagi masyarakat;
5.  Sebagai media pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat dan para siswa magang dalam rangka peningkatan wawasan perikanan; dan
6. Sebagai media riset yang berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perikanan.



 BAB III
KEGIATAN DAN RENCANA KERJA



A.  Kegiatan Yang Telah Dilaksanakan
Dalam rangka menuju peningkatan kapasitas SDM, pengetahuan dan wawasan anggota kelompok P2MKP “Mekar Sari”, sering diadakan pelatihan - pelatihan pengelolaan ikan. Mekar Sari selain bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung, juga bekerja sama dengan Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) di Banyuwangi. Selama Mekar Sari terbentuk, ada 3 (tiga) pelatihan yang pernah diselenggarakan, yaitu :

1. Tanggal 28 Juni s/d 1 Juli 2012, merupakan program pelatihan pengelolaan perikanan dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) di Banyuwangi, dengan jumlah peserta sejumlah 20 orang.
2.    Tanggal 23 s/d 26 April 2013, merupakan program pelatihan pengelolaan perikanan dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) di Banyuwangi, dengan jumlah peserta sejumlah 20 orang.
3. Tanggal 18 s/d 21 September 2013, merupakan program pelatihan pengelolaan perikanan dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) di Banyuwangi, dengan jumlah peserta sejumlah 20 orang.

Selain kegiatan untuk meningkatkan kapasitas SDM masyarakat melalui pelatihan - pelatihan, P2MKP Mekar Sari juga menjadi pusat Study Banding dinas/lembaga/kelompok dari luar Kabupaten Tulungagung, diantaranya adalah berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Madiun – Jawa Timur, DKP Magetan – Jawa Tegah, DKP Magelang – Jawa Tengah, Kelompok Perikanan dari Kabupaten Klaten – Jawa Tengah, Kelompok Pembudidaya Ikan dari Sumedang – Jawa Barat, DKP Kabupaten Way Kabubak – NTT, serta mahasiswa magang yang berasal dari Universitas Brawijaya Malang dan dari perguruan tinggi lainnya.

B.  Rencana Kerja
1.     Program Jangka Pendek
*        Penataan Organisasi P2MKP Mekar Sari;
*    Peningkatan kapasitas lembaga dan personil pengurus P2MKP Mekar Sari;
*        Peningkatan kapasitas anggota P2MKP Mekar Sari;
*     Membantu sosialisasi program-program pemerintah kepada masyarakat, terutama dalam sektor perikanan.

2.     Program Jangka Menengah
*        Monitoring dan pembinaan kelompok anggota;
*        Pembentukan unit usaha profit;
*        Pembentukan unit layanan pelatihan tekhnologi perikanan;
*        Kemitraan dengan pihak terkait.
3.         Program Jangka Panjang
*  Aktif dalam pemberdayaan dan peningkatan pembangunan sektor perikanan (Minapolitan);
*      Penciptaan pengelolaan perikanan melalui penerapan teknologi dengan wawasan agribisnis dan ramah lingkungan;
*  Peningkatan kesejahteraan praktisi perikanan secara konsisten dan berkesinambungan.


BAB IV
PENUTUP


         Penyusunan Buku Profil Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) “Mekar Sari” merupakan salah satu perwujudan pengabdian terhadap masyarakat.
         Buku ini yang menggambarkan pengelolaan perikanan di Desa Gondosuli, mulai dari penyiapan kolam sampai dengan pemasaran, sebagai  salah  satu  bentuk  publikasi dan dokumentasi manual yang akan disusun dan diterbitkan setiap akhir tahun.
         Akhir  kata  semoga  Buku  Profil  ini  bermanfaat  bagi  semua  pihak  yang membutuhkan.



                                                                Ketua P2MKP Mekar Sari